Saturday, October 14, 2006
"Nanti kita main ke telaga itu ya...", begitu katamu.
Ditengah telaga itu ada pulau kecil, bukan pulau sebenarnya, hanya berupa batu datar besar. Konon katanya bila pasangan mencapai batu itu, cinta mereka akan abadi, itu sebabnya tempat itu disebut batu cinta.
Kemudian kita naik perahu kecil mencapai batu itu.
Apa cinta kita akan abadi?, tanyaku.
"Entahlah..." jawabmu seperti bergumam.
Kupikir cinta kita akan abadi, akan abadi di hati kita, meski kita tak bisa bersatu.
Kau pegang lebih erat tanganku saat itu, seperti merasakan kegetiran bahwa sulit bagi kita untuk bersatu. Kita duduk berdua memandangi riak air, meresapi sunyi, se-sunyi hati kita.
Mendekatlah padaku, biar kusandarkan kepalaku di bahumu. Biar bisa kurasakan aroma mu yang selalu kurindu.
Ssttt.....tak usah berkata-kata, biar kita nikmati kebersamaan ini, kebersamaan yang entah akan menjadi awal baru kita atau akhir dari semua.
Kurasakan degup jantungmu, aku tahu galau hatimu, segalau haiku.
Aahh...kita pasrahkan saja semua pada Sang Sutradara, kemana akhir cerita akan dibawa.
Ditengah telaga itu ada pulau kecil, bukan pulau sebenarnya, hanya berupa batu datar besar. Konon katanya bila pasangan mencapai batu itu, cinta mereka akan abadi, itu sebabnya tempat itu disebut batu cinta.
Kemudian kita naik perahu kecil mencapai batu itu.
Apa cinta kita akan abadi?, tanyaku.
"Entahlah..." jawabmu seperti bergumam.
Kupikir cinta kita akan abadi, akan abadi di hati kita, meski kita tak bisa bersatu.
Kau pegang lebih erat tanganku saat itu, seperti merasakan kegetiran bahwa sulit bagi kita untuk bersatu. Kita duduk berdua memandangi riak air, meresapi sunyi, se-sunyi hati kita.
Mendekatlah padaku, biar kusandarkan kepalaku di bahumu. Biar bisa kurasakan aroma mu yang selalu kurindu.
Ssttt.....tak usah berkata-kata, biar kita nikmati kebersamaan ini, kebersamaan yang entah akan menjadi awal baru kita atau akhir dari semua.
Kurasakan degup jantungmu, aku tahu galau hatimu, segalau haiku.
Aahh...kita pasrahkan saja semua pada Sang Sutradara, kemana akhir cerita akan dibawa.
Wednesday, October 04, 2006
Kadang kutemukan diriku kokoh seperti pohon besar rindang yang akarnya menancap kuat ke bumi, yang akan tetap bertahan meski ada badai topan dan rindangnya memberi keteduhan di kala panas terik.
Kadang kutemukan diriku seperti daun kering yang di tiup angin, terbang gelisah tak tentu arah.
Sering kutemukan diriku terbangun dari tidur tengah malam dalam gelisah dan tangis, dan perasaan kosong dan hampa yang menyergap.
Sering kutemukan diriku terlena dalam mimpi tentang indahnya hidup, tenang dan damainya hati, dicintai dan mencintai, hmm... mimpi yang sebenaranya adalah harapanku.
Meski sekarangpun aku harus bersyukur karena hidupku juga indah, tapi damai dan tenangnya hati masih terus harus ku cari.
Tak perlu dicari sebenarnya karena bila kita melihat lebih ke dalam hati kita akan bertemu jawabnya, ya... karena hati akan selalu menuntun kepada Nya, karena Dia sumber tenang dan damai itu.
Iya, aku mencoba mendekatkan, mencoba meraih tenang dan damai itu, dalam doa, tangis dan sujudku.
Kutumpahkan semua mohon, kutumpahkan semua pinta "Aku ingin bahagia".
Katanya bahagia itu diciptakan oleh kita sendiri, aku setuju itu. Aku berharap diberi keluasan hati menerima semua kejadian dalam jalan hidup, sehingga lebih banyak bersyukur dan mendapat makna bahagia, apapun itu.
Semoga...
Kadang kutemukan diriku seperti daun kering yang di tiup angin, terbang gelisah tak tentu arah.
Sering kutemukan diriku terbangun dari tidur tengah malam dalam gelisah dan tangis, dan perasaan kosong dan hampa yang menyergap.
Sering kutemukan diriku terlena dalam mimpi tentang indahnya hidup, tenang dan damainya hati, dicintai dan mencintai, hmm... mimpi yang sebenaranya adalah harapanku.
Meski sekarangpun aku harus bersyukur karena hidupku juga indah, tapi damai dan tenangnya hati masih terus harus ku cari.
Tak perlu dicari sebenarnya karena bila kita melihat lebih ke dalam hati kita akan bertemu jawabnya, ya... karena hati akan selalu menuntun kepada Nya, karena Dia sumber tenang dan damai itu.
Iya, aku mencoba mendekatkan, mencoba meraih tenang dan damai itu, dalam doa, tangis dan sujudku.
Kutumpahkan semua mohon, kutumpahkan semua pinta "Aku ingin bahagia".
Katanya bahagia itu diciptakan oleh kita sendiri, aku setuju itu. Aku berharap diberi keluasan hati menerima semua kejadian dalam jalan hidup, sehingga lebih banyak bersyukur dan mendapat makna bahagia, apapun itu.
Semoga...